Suku Bunga Acuan: Pengertian dan Fungsinya
Kamu sering dengar kata suku bunga acuan? Jika kamu ingin meminjam uang di bank, kata suku bunga acuan menjadi sering terucap.
Atau, jika kamu membaca berita-berita ekonomi, berita tentang inflasi dan suku bunga acuan pun kerap muncul. Baru-baru ini Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga acuan tetap, yang artinya tidak naik dan tidak turun.
Jadi, apa sih suku bunga acuan itu?
Suku bunga acuan merupakan bagian dari kebijakan moneter yang berfungsi memelihara stabilitas nilai mata uang. Suku bunga acuan menjadi refrensi bank dalam menetapkan suku bunga pinjaman (kredit, pembiayaan) dan suku bunga simpanan (tabungan, deposito).
Misalnya, ketika suku bunga acuan dinaikkan oleh bank sentral maka suku bunga deposito juga akan dinaikkan oleh bank. Begitu juga suku bunga kredit akan dinaikkan.
Dari sudut pandang investor, peningkatan suku bunga itu akan menguntungkannya karena berpotensi mendapatkan keuntungan berupa bunga yang lebih besar.
Sementara dari sudut pandang peminjam dana dari bank atau debitur, kenaikan suku bunga akan menambah beban berupa uang yang harus dibayar kepada bank atas konsekuensi meminjam dana.
Saat suku bunga dinaikkan oleh bank sentral, masyarakat akan cenderung menyimpan dananya di bank dengan harapan mendapatkan bunga yang lebih tinggi. Akibatnya, permintaan barang dan jasa akan cenderung turun karena masyarakat menyimpan dananya di bank.
Penurunan permintaan barang dan jasa akan mengurangi tekanan inflasi atau kenaikan harga-harga barang dan jasa di pasar. Pengendalian inflasi adalah salah satu tujuan penetapan suku bunga acuan oleh bank sentral.
Apa Itu BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR)?
Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016, menggantikan BI Rate.
Penguatan kerangka operasi moneter ini merupakan hal yang lazim dilakukan di berbagai bank sentral dan merupakan best practice internasional dalam pelaksanaan operasi moneter.
Kerangka operasi moneter senantiasa disempurnakan untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan. Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate digunakan sebagai suku bunga kebijakan baru karena dapat secara cepat memengaruhi pasar uang, perbankan dan sektor riil.
Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai acuan yang baru memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang, sifatnya transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong pendalaman pasar keuangan, khususnya penggunaan instrumen repo.
Dengan penggunaan instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai suku bunga kebijakan baru, terdapat tiga dampak utama yang diharapkan, yakni:
1. Menguatnya sinyal kebijakan moneter dengan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebagai acuan utama di pasar keuangan.
2. Meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga perbankan.
3. Terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam, khususnya transaksi dan pembentukan struktur suku bunga di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) untuk tenor 3-12 bulan.