Kamu Wajib Tahu: Modus dan Bahaya Begal Digital alias Soceng
Seorang nasabah bank di Pangkalan Bun terkejut mengetahui notifikasi transfer dari rekening dia ke rekening lain berkali-kali. Uang yang ditransfer mulai dari Rp 100 juta hingga puluhan juta rupiah. Total uang yang ditransfer orang lain tanpa dia lakukan hampir mencapai Rp 300 juta.
Nasabah ini mengaku sebelumnya dikontak orang tak dikenal dari sebuah bank, menawarkan jasa transfer yang lebih murah, dan meminta sejumlah data pribadi penting. Meski sempat menolak tawaran itu, namun akhirnya nasabah ini tak kuasa karena dikontak terus.
Begitu data pribadi keluar, maka risiko dan bahaya pun mengintai. Uang di tabungan habis dikuras. Fenomena yang sedang marak ini disebut begal digital, kejahatan digital, atau social engineering alias soceng.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan pada tahun 2022 ini kasus soceng terus naik, mencapai ratusan yang melapor ke OJK. Modus kejahatan pelaku soceng ini beragam dalam menjebak dan menipu nasabah bank.
Ada yang menawarkan program nasabah prioritas, ada juga yang meminta menjadi agen bank dalam menyalurkan produk mereka. Untuk kepentingan itu, mereka pun meminta Anda mengisi atau menjawab hal-hal bersifat pribadi.
Data-data seperti PIN, username, password, CVV, hingga OTP menjadi rahasia yang tidak semestinya diberikan ke pihak lain. Namun, para pelaku soceng ini dengan berbagai cara meminta data-data itu kepada calon korban.
Akhirnya, kejadian yang menimpa seorang nasabah bank di Pangkalan Bun tak terhindarkan. Uang di rekening mendadak hilang atau pindah ke rekening lain.
OJK menyebut sedikitnya ada empat modus kejahatan perbankan atau bekal digital yang dilakukan para pelaku soceng ini:
1. Info Perubahan Tarif Transfer Bank
Penipu berpura-pura sebagai pegawai bank dan menyampaikan informasi perubahan tarif transfer bank kepada korban. Penipu meminta korban mengisi link formulir yang meminta data pribadi seperti PIN, OTP, dan password.
2. Tawaran Menjadi Nasabah Prioritas
Penipu menawarkan iklan upgrade menjadi nasabah prioritas dengan segudang rayuan promosi. Penipu akan meminta korban memberikan data pribadi seperti Nomor Kartu ATM, PIN, OTP, Nomor CVV/CVC, dan password.
3. Akun Layanan Konsumen Palsu
Akun media sosial palsu yang mengatasnamakan bank. Biasanya muncul ketika ada nasabah yang menyampaikan keluhan terkait layanan perbankan. Pelaku akan menawarkan bantuan untuk menyelesaikan keluhannya dengan mengarahkan ke website palsu pelaku atau meminta nasabah memberikan data pribadinya.
4. Tawaran Menjadi Agen Laku Pandai
Penipu menawarkan jasa menjadi agen laku pandai bank tanpa persyaratan rumit. Penipu akan meminta korban mentransfer sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC.
Itu tadi 4 modus begal rekening dengan menggunakan Soceng. Nasabah jangan lupa, petugas bank tidak akan meminta atau menanyakan password, PIN, MPIN, OTP, atau data pribadi Anda.
Selain itu, selalu cek keaslian telepon, akun media sosial, email, dan website bank digunakan.