Rusia Hancurkan Roket Canggih HIMARS Buatan AS dan Kendaraan tak Berawak Ukraina
Perang Rusia versus Ukraina menjadi ajang uji coba senjata canggih buatan masing-masing kubu. Pasukan keamanan Rusia mengaku berhasil melakukan pencegahan dan penghancuran terhadap senjata-senjata Ukraina termasuk roket peluncur buatan Amerika Serikat (AS).
Menurut kantor berita Rusia TASS, pasukan pertahanan udara Rusia sukses mencegat 11 roket dari sistem roket peluncuran ganda HIMARS buatan AS. Mereka juga dilaporkan menghancurkan 11 kendaraan udara tak berawak Ukraina selama beberapa hari terakhir selama operasi militer khusus di Ukraina.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Pertahanan Letnan Jenderal Igor Konashenkov pada Kamis.
“Kami merusak 11 roket roket peluncuran ganda HIMARS. Selain itu, kami menghancurkan 11 kendaraan udara tak berawak Ukraina di dekat permukiman Tavolzhanka di Wilayah Kharkov, Kremennaya dan Kovalyovka di Republik Rakyat Lugansk, Nikolskoye, Novosyolovka dan Peski di Republik Rakyat Donetsk," kata juru bicara itu.
Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) adalah peluncur roket ganda ringan yang dikembangkan pada akhir 1990-an untuk Angkatan Darat Amerika Serikat dan dipasang pada rangka truk Keluarga Kendaraan Taktis Menengah (FMTV) Angkatan Darat AS.
HIMARS membawa satu pod dengan enam roket GMLRS atau satu rudal ATACMS. Hal ini didasarkan pada truk lima ton FMTV Angkatan Darat Amerika Serikat, dan mampu meluncurkan semua roket yang ditentukan dalam Multiple Launch Rocket System Family of Munitions (MFOM).
Pod amunisi HIMARS dapat dipertukarkan dengan M270 MLRS; namun, ini terbatas pada satu pod dibandingkan dengan dua pod standar untuk M270 dan variannya.
Peluncur dapat diangkut dengan pesawat Airbus A400M Atlas[11] dan Lockheed C-130 Hercules. Truk FMTV yang mengangkut HIMARS awalnya diproduksi oleh BAE Systems Mobility & Protection Systems (sebelumnya Armor Holdings Aerospace and Defense Group Tactical Vehicle Systems Division), produsen perlengkapan asli FMTV.
Produk itu diproduksi oleh Oshkosh Corporation dari 2010 hingga 2017. Penggunaan dalam Perang Rusia-Ukraina telah menyebabkan produksi dimulai kembali.