Elon Musk dan Steve Wozniak Ketakutan: Ini 3 DAMPAK Mengerikan AI dan ChatGPT
Elon Musk, Steve Wozniak, dan tokoh-tokoh teknologi lainnya membuat surat terbuka meminta menghentikan sementara proyek kecerdasan buatan (AI) termasuk ChatGPT. Tentu, ada alasan-alasan kuat di balik keluarnya surat terbuka yang terus mendapat dukungan belasan ribu tokoh di seluruh dunia.
Bahkan, sejumlah negara sudah mulai menghentikan operasi ChatGPT seperti di Italia dan disusul Jerman. Beberapa negara juga sedang mempertimbangkan untuk menghentikan sementara aktivitas ChatGPT.
Setidaknya, ada tiga alasan mengerikan yang muncul atas kekhawatiran Elon Musk cs ini melalui surat terbuka.
Pertama, AI dan ChatGPT tidak akan bisa dikendalikan, diprediksi, dan dipahami pada waktunya nanti.
Elon Musk cs melihat dalam beberapa bulan terakhir laboratorium AI terkunci rahasia dan masuk dalam perlombaan di luar kendali untuk mengembangkan dan menerapkan pikiran digital yang lebih kuat yang tidak seorang pun — bahkan pembuatnya — dapat memahami, memprediksi, atau mengontrol mereka secara andal.
Kedua, AI dan ChatGPT dinilai bias dan bisa sangat salah menyebarkan informasi. Kesalahan ini berdampak pada terjadinya kejahatan digital lebih mengerikan.
Sistem AI sering disertai bias pemrograman dan potensi masalah privasi. Mereka dapat menyebarkan informasi yang salah secara luas terutama bila digunakan dengan niat jahat.
Ketiga, pekerjaan dan masa depan manusia makin suram. Pekerjaan-pekerjaan akan digantikan kecerdasan buatan.
Mudah untuk dibayangkan, perusahaan-perusahaan mencoba menghemat uang dengan mengganti pekerjaan manusia — dari asisten pribadi hingga perwakilan layanan pelanggan — dengan sistem bahasa AI.
Bagi Elon Musk, Steve Wozniak, dan lainnya ketiga hal itu sangat mengerikan yang bisa merusak kehidupan manusia. Elon Musk termasuk sangat keras dan intens menyerukan penolakan sementara atas AI dan ChatGPT.
Italia telah melarang sementara ChatGPT karena masalah privasi yang berasal dari pelanggaran data OpenAI. Pemerintah Inggris menerbitkan rekomendasi peraturan dan Organisasi Konsumen Eropa meminta anggota parlemen di seluruh Eropa untuk memberlakukan aturan itu juga.
Beberapa anggota Kongres Amerika Serikat (AS) menyerukan undang-undang baru untuk mengatur teknologi AI. Bulan lalu, Komisi Perdagangan Federal mengeluarkan panduan untuk bisnis yang mengembangkan chatbot semacam itu, yang menyiratkan bahwa pemerintah federal terus mengawasi sistem AI yang dapat digunakan oleh penipu.
Beberapa undang-undang privasi negara bagian yang disahkan tahun lalu bertujuan untuk memaksa perusahaan mengungkapkan kapan dan bagaimana produk AI bekerja. Juga, untuk memberi pelanggan kesempatan memilih tidak memberikan data pribadi kepada AI.
Undang-undang tersebut saat ini aktif di California, Connecticut, Colorado, Utah, dan Virginia. Beberapa negara lain juga sedang menyiapkan pembatasan-pembatasan terhadap AI dan ChatGPT.
Kamu ada opini? Silakan isi kolom komantar.....