Mau Main Saham? Simak Dulu Nih Penyebab Naik Turunnya Harga Saham
Kamu berminat investasi di pasar modal dengan membeli saham? Banyak hal yang harus kamu perhatikan dan pelajari agar investasi kamu tidak rugi.
Banyak investor muda yang terjebak nafsu membeli saham-saham tertentu tapi kemudian malah buntung, bukan untung yang didapat. Sebaliknya, ada investor yang mampu meraup untung dengan segala perhitungan dan cara investasinya.
Ada beberapa hal yang kamu harus perhatikan agar saat investasi di pasar saham kamu tidak rugi. Ini mencakup faktor internal dan eksternal serta masalah fundamental hingga teknikal perusahaan.
Dalam penjelasannya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendefinisikan saham sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Saham bersifat fluktuatif, bisa naik bisa turun sama halnya dengan harga barang atau komoditi di pasar. Bagi beberapa orang disanalah seninya, bila pasar statis tidak akan menarik minat investor.
Dalam teori ekonomi, naik turunnya harga saham merupakan sesuatu yang lumrah karena hal itu digerakkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jika permintaan tinggi maka harga akan naik, sebaliknya jika penawaran tinggi harga akan turun.
Secara umum ada beberapa faktor yang memengaruhi naik turun harga saham suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut diklasifikasikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
Seperti dijelaskan Sikapi Uangmu OJK, faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam perusahaan. Sementara faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar perusahaan.
Faktor Eksternal
1. Kondisi Fundamental Ekonomi Makro
Faktor ini memiliki dampak langsung terhadap naik dan turunnya harga saham, misalnya:
· Naik atau turunnya suku bunga yang diakibatkan kebijakan Bank Sentral Amerika (Federal Reserve).
· Naik atau turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan nilai ekspor impor yang berakibat langsung pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
· Tingkat inflasi juga termasuk dalam salah satu faktor kondisi ekonomi makro.
· Pengangguran yang tinggi yang diakibatkan faktor keamanan dan goncangan politik juga berpengaruh secara langsung terhadap naik atau turunnya harga saham.