15 Negara Berisiko Kena Resesi Ekonomi: Apa Itu Resesi Ekonomi?
Jadi, misalnya, kalau kamu berbisnis menghasilkan rata-rata pendapatan Rp 100 juta sebulan, tiba-tiba pada tiga bulan berikutnya pendapatan kamu rata-rata hanya Rp 5 juta.
Begitupun pada tiga bulan berikutnya, pendapatan kamu rata-rata tinggal Rp 3 juta, maka kamu sedang menuju resesi. Jika ada 1.000 pebisnis lain mencatat hal yang sama kamu alami, maka ke-1.000 pebisnis itu pun sedang menuju resesi.
Ketika hampir semua pebisnis di Indonesia mengalami hal yang sama, maka Indonesia pun menuju jurang resesi. Ini pernah kita alami beberapa kali ya, terakhir pas saat puncak-puncak pandemi.
Jadi, sebab sebuah negara berada di jurang resesi karena ini:
1. Daya beli masyarakat rendah
Artinya, orang-orang sulit belanja. Dampaknya, barang-barang tidak ada yang beli yang berujung pada penurunan pendapatan perusahaan.
2. Pertumbuhan ekonomi kita negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Jadi, kegiatan ekonomi di Indonesia turun selama delapan bulan berturut-turut. Kalau turunnya cuma seminggu atau sebulan, belum dikatakan resesi. Apalagi cuma sehari atau dua hari.
3. Pengangguran Naik, PHK terjadi
Itu tadi, karena perusahaan mencatat pendapatan turun, maka gelombang PHK tak terhindarkan. Jumnlah pengangguran pun bertambah.
4. Inflasi tinggi
Kenaikan harga barang tak terhindarkan dalam periode tertentu. Barang yang mahal membuat orang tak mampu membeli. Dampaknya, buruk buat si pembuat barang itu. Pada sisi lain, pendapatan masyarakat turun.
5. Deflasi
Deflasi pun bisa memainkan peran dalam resesi. Ketidakmampuan belanja masyarakat membuat harga turun dan stok barang banyak. Bagi perusahaan, perbankan, pekerja, ini merupakan sinyal bahaya.
Tanda resesi ekonomi nomor 6 dan 7 ada di halaman ketiga ya, Guys...