Investasi Reksadana: Jenis, Keuntungan, Risiko, dan Jumlah Investasi
Kita juga bisa membeli langsung melalui manajer investasi atau membelinya lewat agen (bank) yang ditunjuk. kita datang ke penjual reksa dana, membuka rekening reksa dana, mengisi formulir, menyiapkan fotokopi identitas, dan tentu saja menyiapkan dana yang hendak diinvestasikan untuk membeli unit reksa dana.
Sebagai buktinya kepemilikan unit tersebut, kita akan mendapat sertifikat reksa dana sejumlah unit yang kita beli. Unit penyertaan reksa dana ada dua jenis. Pertama, unit penyertaan reksa dana yang bisa dijual kembali kepada manajer investasi disebut reksa dana terbuka (open end).
Sebagian reksa dana yang ada di Tanah air berbentuk reksa dana terbuka. kebalikannya adalah reksa dana tertutup (close end), yakni reksa dana yang hanya bisa dijual kepada investor lain melalui pasar sekunder.
Manajer investasi merupakan elemen penting dalam transaksi reksa dana. sebab ketika kita membeli unit penyertaan reksa dana, maka kita mempercayakan pengelolaan dana tersebut kepada mereka.
Yang dimaksud dengan pengelolaan dana adalah manajer investasi akan melakukan transaksi jual beli saham di bursa, di mana hasil dari pengelolaan mereka akan tercermin dalam harga unit penyertaan yang biasa dikenal dengan NAV/NAB (Net Asset Value/nilai aktiva Bersih).
Pada reksa dana, manajer investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada sebuah surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam NAB reksa dana tersebut.
NAB merupakan salah satu tolak ukur dalam memantau hasil dari suatu reksa dana. NAB per saham/unit penyertaan adalah harga dari portofolio suatu reksa dana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut.
Satuan reksa dana dihitung berdasar unit penyertaan (UP) dan NAB. Semisal, hari ini reksa dana X harga NAB-nya Rp1.300. Kita berencana membeli 1.000 UP, maka kita membutuhkan dana Rp1,3 juta (plus komisi/fee).
Seandainya akhir tahun nanti harga NAB-nya Rp1.500 dan kita hendak mencairkan reksa dana kita, maka keuntungan kita sebesar Rp200 ribu (minus komisi/fee/pajak). Sebaliknya, andaikata harga NAB-nya turun menjadi Rp1.000, maka kerugian kita menjadi Rp300 ribu (plus komisi/fee).
Tiap tahun (atau tengah tahun), manajer investasi akan mengirimkan kita laporan investasi reksa dana kita. Laporan inilah yang menjadi bukti/konfirmasi atas kepemilikan reksa dana kita.
Secara umum ada empat jenis reksa dana yang bisa kita pilih. Masing-masing reksa dana tersebut dapat dibedakan menurut alokasi jenis investasi yang dilakukan. Pertama, Reksa dana pasar uang, di mana 100% invetasinya akan ditempatkan ke dalam surat berhaga efek pasar uang. Efek pasar uang adalah efek utang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun, seperti sBi, deposito, obligasi dengan sisa jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Kedua, Reksa dana pendapatan tetap, dana investasi kita minimum 80% ditempatkan pada surat utang, umumnya pada obligasi. Ketiga, Reksa dana saham, di mana sebanyak minimum 80% investasinya akan ditempatkan pada saham. Dan keempat, Reksa dana campuran, yaitu dana investasi akan ditempatkan pada instrumen surat utang, saham, dan produk investasi lain yang tidak dapat dikategorikan pada ketiga jenis reksa dana sebelumnya.
Risiko-Risiko Reksa dana
Sebelum kita memulai investasi di reksa dana, tak ada salahnya untuk mengecek suatu reksa dana tersebut legal atau tidak. Baik produk maupun manajer investasi serta agenpenjual raksa dana harus terdaftar dan mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).