Home > Uang

Stagflasi Ekonomi: Apa Lagi Ini? Kita di-PHK, Gaji Dipotong?

Stagflasi menjadi ancaman sejumlah negara maju, termasuk Indonesia.

Ekonomi mulai membaik pada era 1980-an setelah bank sentral mengambil kebijakan menaikkan suku bunga bank untuk meredam inflasi dan menstabilkan pertumbuhan ekonomi.

Pil pahit suku bunga tinggi sampai saat ini masih menjadi obat efektif untuk mengatasi inflasi tinggi. Meski kebijakan ini memicu resesi namun diperlukan agar ekonomi kembali stabil, harga terjaga, dan perusahaan bisa bergerak lagi sehingga pengangguran bisa berkurang.

Jadi, penyebab pertama stagflasi adalah kebijakan longgar fiskal dan moneter yang menyebabkan uang beredar sangat banyak. Dengan banyaknya uang maka berdampak pada kenaikan harga barang-barang, yang membawa pada inflasi.

Penyebab kedua, terkait pasokan barang atau komoditas. Karena ada masalah pasokan seperti karena perang atau pandemi, maka harga-harga barang jadi mahal, terutama komoditas energi dan pangan.

Energi dan pangan menjadi kebutuhan bersama masyarakat global maka pada setiap kenaikan harganya berdampak pada inflasi. Perang di Rusia dan Ukraina berdampak pada terhentinya pasokan gandum, pupuk, dan bahan pangan lainnya dari Eropa.

Harga batubara, minyak, dan CPO juga ikut naik. Ketidakpastian geopolitik ini membuat masyarakat panik dan banyak negara akhirnya menimbun pangan dan energi mereka.

Mengatasi Stagflasi

Berbagai upaya dilakukan pemerintah, kementerian keuangan, dan bank sentral untuk lepas dari jeratan stagflasi.

Pertama, menjaga daya beli masyarakat. Agar siklus ekonomi tetap jalan dan pertumbuhan terjaga, maka daya beli masyarakat harus diperkuat. Misalnya, dengan bansos, BLT, tunjangan subdisi gaji, tunjangan jaminan PHK, dan lain sebagainya.

Kedua, Penguatan UMKM dan sektor riil. Ini penting dilakukan agar bisnis UMKM tetap bisa berputar, aktivitas ekonomi berjalan. Apalagi, konsumen diberikan bantuan uang untuk bisa membeli barang-barang.

Ketiga, Penguatan perusahaan/korporasi. Tentu, perusahaan terkena dampak stagflasi sehingga perlu diberikan insentif khusus oleh pemerintah, mulai dari keringanan pajak, restrukturisasi utang, dan lain sebagainya.

Keempat, bank sentral menaikkan suku bunga bank untuk meredam inflasi.

Kelima, pemerintah menjaga investasi tetap jalan, memastikan proyek-proyek penyerap tenaga kerja terus ada.

Jadi, ini soal stagflasi ya Guys. Nanti kita bahas lagi hubungan stagflasi dan resesi. Tunggu yaaa....

BACA JUGA: Amerika Sudah Kena, Resesi Ekonomi Ancam Indonesia? Ini Arti dan Dampak Resesi Ekonomi

× Image