Resesi Ekonomi?? Kita Kena PHK, Gaji Turun? Nikah Jadi Batal!
Pertama, ekspansi ekonomi yang kuat dan melewati siklus.
Setiap negara jelas ingin memacu pertumbuhan ekonomi mereka dengan stabil. Namun, dalam praktiknya, ekonomi mereka melewati siklus, menikmati periode ekspansi yang berlebihan yang akhirnya berakhir dan diikuti oleh kontraksi ekonomi, atau dikenal sebagai resesi.
Dalam ekonomi kita mengenal siklus ekonomi atau siklus bisnis. Pada setiap ekspansi kegiatan ekonomi akan berujung pada siklus perlambatan atau penurunan ekonomi yang bisa menyebabkan stagflasi, resesi, krisis, bahkan depresi ekonomi.
Krisis perumahan di Amerika pada 2008 salah satuya karena ekspansi besar-besaran sektor kredit perumahan. Yang terjadi kemudian besar pasak daripada tiang. Mereka yang hanya punya kemampuan beli satu rumah, namun karena booming ekonomi, mereka kredit 2-4 rumah.
Pada sisi lain terjadi kenaikan harga barang kebutuhan pokok, yang berujung pada naiknya inflasi. The Fed pun menaikkan suku bunga yang membebani pemegang kredit perumahan ini, yang akhirnya tak sanggup membayar pinjaman rumah mereka.
Era ekonomi berubah: dari ekspansif menjadi defensif. Dari booming menjadi blowing. Krisis pun bergerak ke negara-negara lain yang sistem keuangan globalnya saling tersambung. Dunia memasuki resesi ekonomi yang diikuti krisis dan depresi.
Kedua, resesi umumnya dipicu guncangan keras ekonomi.
Hal ini mencakup lonjakan harga barang, kenaikan suku bunga yang tajam, atau gelembung keuangan seperti gelembung harga real estat yang runtuh dan memulai Resesi Hebat, yang dimulai pada Desember 2007 dan berlangsung selama 18 bulan.
Ketiga, resesi muncul karena force majeur atau peristiwa tak terduga.
Sebut saja Pandemi COVID-19 yang menyebabkan penutupan sebagian besar kegiatan ekonomi. Sebagian besar negara-negara di dunia mencatat resesi pada saat pandemi, termasuk Indonesia.
Keempat, resesi bisa muncul karena beban utang yang besar namun tidak punya kemampuan untuk membayar.
Utang menjadi isu sentral negara-negara di dunia. Sejumlah negara menyatakan bangkrut karena beban utangnya yang besar. Besar pasak daripada tiang.
Utang luar negeri yang tinggi memberikan risiko serius pada risiko inflasi, risiko selisih kurs, hingga risiko gagal bayar. Jelas, utang luar negeri bisa memberikan dampak negatif jika tidak dikelola dengan baik dan benar.
Dampak Resesi Ekonomi
Setidaknya ada enam dampak resesi ekonomi yang menyentuh kepentingan negara hingga individu rakyat.