BI Singgung Lagi Ancaman Stagflasi, Parah Buat RI? Ini 5 Perbedaan Tajam Stagflasi dan Resesi
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengingatkan kembali risiko stagflasi bagi Indonesia. Dalam kesempatan jumpa pers soal suku bunga BI, Perry menyebut risiko krisis Rusia-Ukraina hingga perlambatan ekonomi di negara-negara maju.
Bagi BI, risiko stagflasi sudah di depan mata. Sebut saja dampak pandemi yang masih terasa dan ekonomi belum pulih. Lainnya, terkait proteksionisme terutama produk pangan karena krisis yang sulit diprediksi jangka waktunya ini.
Stagflasi bisa mendorong terjadinya resesi. Ini bisa dilihat dari indikator kenaikan inflasi dan suku bunga secara masif. Pada Selasa, 23 Agustus, BI akhirnya sedikit agresif dengan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin.
Apa Itu Stagflasi?
Stagflasi adalah kondisi ekonomi langka yang menggabungkan pertumbuhan ekonomi yang stagnan dengan inflasi yang tinggi dan pengangguran yang tinggi. Keadaan ini tentu dapat menghancurkan dan merugikan banyak bisnis dan daya beli konsumen.
Istilah stagflasi --perpaduan antara "stagnasi" dan "inflasi"-- diciptakan di Inggris pada 1965 dan mulai digunakan secara luas di AS selama tahun 1970-an, ketika kondisi stagflasi bertahan.
Sebelumnya, para ekonom mengira pengangguran yang tinggi dan inflasi yang tinggi tidak mungkin terjadi bersamaan karena biasanya trennya berlawanan. Ketika pengangguran meningkat, harga biasanya turun atau setidaknya tumbuh lebih lambat karena permintaan menurun.
Tetapi selama tahun 1970-an, Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara maju lainnya mengalami siklus harga dan upah yang terus-menerus melonjak sementara output ekonomi merosot dan pengangguran melonjak.
Para ekonom tidak setuju faktor penyebab stagflasi....